Sabtu, 06 Februari 2010

Kapan ya bisa pergi naik haji?

“Tahun berapa ya Om bisa pergi naik haji?”, itulah kata-kata yang terucap dari mulut om ku malam ini, sewaktu kami akan makan malam. “Memangnya sekarang umur om sudah berapa om?” tanyaku, lalu sahut tante ku “umur om gilang sekarang udah hampir 49 tahun”. Kalau tidak salah batas maksimal naik haji sekarang ini 65 tahun ya tante?, tante ku mengangguk. Berarti waktu yang dimiliki om ku untuk naik haji sudah tidak banyak lagi ya, paling kurang sekitar 15 tahun lagi, namun selama yang ku ketahui untuk dapat berangkat naik haji itu adalah sekitar 5 tahun setelah proses proses administrasi selesasi, berarti jadinya sekitar 10 tahun lagi dong?.
Om dan tante ku masih berdiskusi tentang hal tadi, akan tetapi pikiranku sudah menuju ke kampung halamanku di solok sana, ke tempat ayah, ibu dan adikku tinggal sekarang ini, maklumlah sekarang ini aku sedang merantau untuk berkuliah di negeri padang. Aku ingat-ingat umur ayah kurang lebih sudah setengah abad dan umur ibuku sudah mendekati pula 45 tahun, sedang apa ya mereka disana? Apakah mereka sehat-sehat saja? Atau malah sebaliknya?, sudah lama aku tidak mengunjungi daerah yang terkenal dengan berasnya itu.
Naik haji, itulah sekarang yang ku bayangkan, tapi bukan aku yang naik haji, melainkan kapan orang tua ku bisa melaksanakannya, mengunjungi tempat suci bagi seluruh umat islam ini. Umur mereka memang sudah tidak muda lagi, namun mereka masih memiliki beban untuk menyekolahkan ketiga anak terhebat yang mereka miliki, kakaku dan aku yang saat ini sedang berkuliah, dan adikku masih bersekolah di tingkat akhir. Apakah sempat terpikirkan oleh mereka untuk pergi berhaji? Ku rasa pernah, karena dulu aku pernah mendengar ayah, ibu dan keluarga besarku bersenda gurau tentang impian indah dan suci itu, namun akhir-akhir ini aku tidak pernah lagi mendengar impian itu, kenapa ya?, mungkin karena beban yang masih mereka tanggung sehingga membuat impian itu terlupakan, terhimpit oleh impian terbaik yang lain yang mereka miliki. Mereka pernah mengatakan kepada kami, bahwa mereka sangat ingin melihat anak-anak kesayangannya sukses, menjadi orang besar dan berguna bagi orang lain, berapapun bayaran untuk mendapatkan itu akan mereka usahakan, amin, itulah ucap mereka berdua kepada anak yang masih belum bisa berbakti ini. Itu terucap semata-mata karena mereka tidak ingin anak-anak mereka merasakan kepahitan yang mereka rasakan sewaktu kecil.
Mungkin gilang yang bakalan bisa “menaik hajikan” om dan tantenya ini, itulah kata tante ku yang membuyarkan lamunan-lamunanku tadi. Oh iya tan, doain aja semoga gilang sukses ya, dan mereka berdua mengaminkan secara serentak. Mendengar perkataan tante ku tadi, aku menemukan sebuah jawaban, mungkin seperti ini jalannya kuasa allah sang pemilik kuasa atas segala hal, orang tuaku akan naik haji dengan dibiaya oleh anak-anak yang mereka didik dengan penuh sabar ini. Mereka rela menunda keinginan naik haji itu agar kami menjadi orang sukses terlebih dahulu, dan setelah kami sukses, kami akan menaik hajikan mereka, namun itu tidak pernah terucap oleh mereka. Ya Allah betapa mulianya hati mereka, hamba tidak sanggup mengecewakan mereka, betapa hancurnya hati mereka jika kami anak ini tidak bersungguh-sungguh dalam melaksanakan harapan mulia mereka itu, dan mungkin tidak hanya orang tua ku saja yang kecewa, akan tetapi engkau ya Allah akan murka terhadap ku, karena menghambur-hamburkan biaya yang seharusnya dapat digunakan untuk mengunjungi engkau di tanah suci sana.
Malam ini, di kamarku yang kecil yang tidak ada apa-apanya jika dibandingkan luasnya kuasa mu atas kehidupan, tulisan ini ku tulis dengan kesungguhan hati, dengan harapan agar hamba mu ini diberikan kekuatan, kemampuan dan keteguhan hati untuk dapat mencapai segala cita-cita hamba, serta mewujudkan keinginan mulia orang tua hamba terhadap anak-anak terhebat mereka ini. Dan yang paling hamba harapkan dari semua kuasa Mu atas kehidupan hamba ini, mudahkanlah dan sempatkanlah hamba untuk dapat “menaik hajikan” orang-orang yang hamba cintai. Dan bimbinglah hamba agar tak keluar dari jalan kebaikanmu, jangan biarkan hamba menjadi anak yang durhaka, yang tidak pernah menyadari bahwa orang tuanya sangat menyayangi mereka bagaimanapun keadaan mereka
Terakhir, ayah dan ibuku maafkanlah anakmu ini yang masih belum bisa membalas semua jasa-jasamu dan masih sering membuatmu sakit hati. Dan teruntuk kepada yang paling diagungkan di lanigt dan di bumi maafkanlah hamba yang terlalu lancang beranai memohon kepadamu, padahal dosa hamaba mu ini sangatlah banyak, akan tetapi kepada siapa lagi aku dapat memohon kecuali kepada engkau ya Allah.

Padang, 5 Februari 2010
Seseorang yang sangat ingin berbakti kepada orang tuanya.

2 komentar:

Unknown mengatakan...

me like it a lot ur post...
yaya jg ada pemikiran ingin menaikan haji orang tua L....
tp kata'a klo kta mw naek hajiin orang tua/orang lain maka kta harus naik haji dulu..tp g tw seeh g ngerti..mk'a yaya mw tanya mw share kale aj ada yg tw...

yanda mengatakan...

plih mana?

naik haji ortu ato kuliah ke jerman??

hkhkhk

Posting Komentar

Pengikut

 
;